Kapan Mesti Ganti Oli ? Odometer Saja Tidak Cukup !
Pertanyaan ini selalu menggantung erat di benak banyak orang, mengingat
hanya sedikit pemilik kendaraan beroda empat yang memiliki pengetahuan perihal
lika-liku mesin kendaraan beroda empat. Umumnya, jikalau mengisi oli ke bengkel,
maka bengkel akan mengisi kartu yang orang buat kembali lagi selesainya 5.000
km. Bahkan, ada pula bengkel yanhg meminta orang buat kembali selesainya dua.500
km. Apapun jenis dan brand oli yang dibeli.
Kondisi lalu lintas yang bervariasi membentuk kerja mesin tidak mampu diprediksi. Terkadang macet, kadang jalanan sepi hingga kendaraan beroda empat mampu dipacu kencang. Bika sudah begini, penggantian oli mesin tidak mampu berpedoman hanya dalam odometer saja. Kondisi dan adat jadi variabel yang paling krusial buat memilih kapan pelumas mesin perlu diganti baru.
"Meski pembuat kendaraan beroda empat saat ini menyarankan penggantian oli yang lama, tetapi cara termurah melakukan perawatan mesin adalah membarui oli di saat yang tepat." sebut A. Graham Bell dalam bukunya Modern Engine Tuning. Menurutnya, penggantian oli yang tepat akan mengurangi penumpukan kerak di ruang bakar dan memperpanjang usia mesin.
Yang paling krusial buat dijaga adalah jangan hingga volume oli dalam mesin kurang. Harus dijaga supaya bagian atas oli berada ditengah-tengah batas maksimum dan minimum. Bagi kendaraan beroda empat yang sudah berumur, atau sudah nir baru lagi, investigasi tinggi bagian atas oli di dalam mesin wajib dilakukan lebih sering. Sebab mungkin saja terjadi kebocoran sehingga jumlahnya berkurang. Bika volume oli di dalam mesin kendaraan beroda empat jumlahnya cukup, maka kondisi mesin tetap terjaga bahkan hingga melampaui 10.000 km. Dan, dalam membeli oli wajib hati-hati lantaran saat ini banyak beredar oli palsu yang beredar di pasar.
sumber : kompas otomoti, Modern Engine Tuning (A. Graham Bell)
Image source: https://arantan.files.wordpress.com/2010/09/arantan-fino21.jpg?w=500&h=328
